6 MIN READ

Ketika melakukan navigasi di perairan asing, terdapat dua aturan yang berlaku: mengurangi kecepatan dan menggunakan instrumen apa pun untuk melakukan navigasi di area yang belum diketahui tingkat keamanannya. Namun, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Office of Coast Survey mengerahkan fokus pada rute perdagangan yang tepat, di mana waktu selalu menjadi faktor penting, terlebih di tengah pandemi ini.

Office of Coast Survey bertanggung jawab dalam memberikan panduan kepada awak kapal selain melakukan survei dasar laut, mencari objek di bawah air yang berpotensi memberikan gangguan atau halangan, membuat peta navigasi negara, dan menyediakan model untuk prakiraan dan peringatan pesisir secara real-time.

Di Office of Coast Survey, Divisi Marine Chart memproduksi lebih dari 1.000 peta dengan kedalaman dan garis pantai yang akurat sebagai panduan untuk melakukan navigasi di 95.000 mil garis pantai AS dan 3,4 juta mil laut persegi perairan zona eksklusif AS. Peta navigasi yang berbentuk kertas belum tergantikan oleh aplikasi sebagaimana atlas peta jalan, dan hal ini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan hukum internasional yang memperlambat tingkat adopsi tersebut. Namun kini, peta navigasi elektronik (ENC) telah menjadi suatu hal yang nyata.

NOAA telah mengumumkan rencana untuk menghentikan produksi peta kertas mulai tahun 2020. Hal itu berarti bahwa tidak akan ada peta kertas yang dijual setelah Januari 2025. Awak kapal komersial menyadari peralihan ini. Namun, pengumuman tersebut menimbulkan reaksi dari para awak kapal rekreasi.

"Reaksi negatif dipicu oleh sebuah gagasan bahwa mereka tidak dapat memiliki peta kertas baru, padahal tidak demikian," ujar Kapten Christiaan van Westendorp, kepala Kantor Divisi Layanan Navigasi Survei Pantai NOAA. “Sebaliknya, kami mengembangkan dan menerapkan aplikasi peta khusus yang dapat digunakan siapa saja untuk membuat dan mencetak peta kertas mereka sendiri menggunakan data kami. Dengan penjelasan kami tersebut, mereka dapat memahaminya.”

Peninggalan Peta Kertas

Presiden Thomas Jefferson pertama kali mendirikan Survey of the Coast pada tahun 1807. Pada tahun 1970, Survey of the Coast direorganisasi untuk menjadi bagian dari NOAA (bertepatan dengan hari jadi ke-50 tahun ini). Selama berabad-abad, detail dan kompleksitas peta kertas kian berkembang seiring dengan upaya badan tersebut dalam mengikuti perkembangan yang terjadi di wilayah pesisir.

Penyusunan peta navigasi elektronik cukup rumit. Sebagai ilustrasi, dalam pembuatannya, NOAA membutuhkan 130 skala peta yang berbeda untuk mempertahankan cakupan yang serupa dengan peta kertas.

“Peta kami dirancang dengan mempertimbangkan pelayaran,” kata John Nyberg, kepala Divisi Peta Laut Office of Coast Survey NOAA. “Di masa lalu, kami memasukkan kondisi geografi ke dalam sebuah kertas dengan beberapa overlap untuk memberi waktu kepada awak kapal dalam mengambil peta kertas berikutnya. Skala yang digunakan sering mengalami penyesuaian agar dapat sesuai dengan semua detail pada selembar kertas berukuran standar.”

Dengan penggunaan overlap dan skala yang banyak menjadikan serangkaian peta raster yang asli memiliki banyak duplikasi. Kami harus bekerja ekstra untuk menemukan dan memperbarui setiap fitur. Misalnya, jika pelampung navigasi diposisikan ulang, lokasi barunya harus ditandai pada semua peta di mana pelampung itu ditemukan pada semua skala dan memperhitungkan semua overlap.

Cargo ship entering a port
Kapal kargo bergantung pada produk dan jasa Coast Survey untuk melakukan navigasi di pelabuhan AS secara aman dan efisien.

Masalah ini berawal ketika NOAA membuat ENC jilid pertama hanya dengan mendigitalisasi peta kertas yang dibuat sebelumnya. Sebagian besar badan-badan sejenis lainnya di industri pemetaan mengambil langkah serupa, meskipun mereka menyadari bahwa hal ini akan menghasilkan ketidakakuratan yang ada di peta asli. Kini, NOAA sedang menetapkan landasan baru untuk peta elektronik yang memiliki keunggulan digital, di antaranya dengan hanya menetapkan 12 skala standar yang akan mempercepat pembaruan peta.

“Kami sedang membangun kembali semua peta secara bertahap dan berupaya menghilangkan inkonsistensi yang ada,” kata Nyberg. “Misalnya di Teluk Meksiko, kami memiliki peta yang mencakup semua anjungan minyak, sementara peta yang lain tidak. Kami berupaya untuk mencocokkan semuanya guna memastikan kami memiliki kualitas informasi yang sama pada setiap peta.”

Peta Navigasi Elektronik Mengurangi Ketidakpastian

Semua pengukuran rinci dari operasi survei NOAA mengenai kedalaman, garis pantai, dan perubahan kanal dimasukkan ke dalam sistem informasi geografis (GIS). Tingkat efisiensi baru yang dicapai NOAA dengan menggunakan GIS dapat memberikan banyak waktu untuk meningkatkan akurasi dan kualitas ENC.

Skala yang disederhanakan dan peta GIS berbasis data memudahkan pembuat peta dengan penambahan kemampuan yang dapat mengotomatiskan banyak proses manual. Para awak kapal dapat menerima informasi lebih cepat pada peta elektronik dan memiliki transisi yang lebih mulus secara skala saat mereka menavigasi.

Electronic Navigational Chart on the bridge of a ship
Peta Navigasi Elektronik berada di bagian depan dan tengah anjungan kapal besar.

NOAA telah beralih ke metode survei laut otonom, yang merupakan subjek dari XPRIZE. Perusahaan kapal laut dan pelabuhan sedang beralih ke operasi otonom, dan perahu-perahu rekreasi kelas high-end kini memiliki fitur auto-routing. Yang terpenting dari revolusi otonom ini adalah penyampaian data yang akurat dan tepat waktu kepada para awak kapal.

Kemampuan untuk memperbarui peta elektronik dengan cepat membantu dalam mengidentifikasi wilayah yang sering berubah, seperti perairan yang bergejolak di dekat muara sungai tempat lumpur menumpuk sehingga menjadi dangkalan atau di area gletser yang surut di mana batu-batu besar bisa jatuh.

“Orang-orang mengharapkan unsur petualangan di kapal pesiar. Mereka berharap dapat mendekati gletser dan dapat melihatnya terbelah dan jatuh ke dalam air,” kata Nyberg. “Surveyor kami bekerja untuk mengikuti ke mana kapal pergi, dan itu merupakan tantangan.”

Penerapan Peta Navigasi Elektronik Secara Komersial

Kemajuan dalam teknologi dan alur kerja memberikan banyak waktu kepada para awak kapal dan surveyor untuk melakukan hal lain.

“Saat saya memulai karier sebagai awak kapal lebih dari 20 tahun lalu, kami menggunakan peta kertas dan menyesuaikan posisi dengan GPS atau radar visual serta meletakannya pada secarik peta kertas setiap tiga menit jika kami mendekati pelabuhan atau pesisir,” jelas van Westendorp. “Tim navigasi terdiri dari delapan hingga sembilan orang, dan kami dapat mengetahui posisi kami setiap tiga menit, namun titik-titik tersebut tidak dapat dipastikan.”

Berkat GPS dan sistem peta elektronik, pembaruan posisi kini jauh lebih mudah.

Kapal komersial yang lebih besar telah beralih ke teknologi Electronic Chart Display and Information System (ECDIS) yang menggunakan ENC, informasi dan posisi real-time. ECDIS pertama kali disetujui pada tahun 2000 guna memenuhi persyaratan hukum Konvensi Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) bahwa kapal di atas ukuran tertentu harus membawa peta. Penggunaannya sekarang wajib untuk semua pelayaran komersial internasional dan sedang diterapkan secara bertahap untuk kapal yang ada. Transisi ke ECDIS didorong oleh manfaat keamanan yang besar.

The bridge of a modern cargo ship with various electronic inputs
Anjungan kapal kargo modern ini menunjukkan penggunaan input elektronik yang beragam yang membantu navigasi para awak kapal.

Sebuah badai yang besar dapat mengacaukan pelabuhan dan kanal, bahkan dapat memengaruhi awak kapal paling berpengalaman sekalipun. Office of Coast Survey kini memiliki kemampuan untuk memperbarui semua peta secara mingguan, dan menyediakan perubahan ini kepada jutaan pengguna ENC. Dengan pembaruan rutin pada ENC, pelayaran yang tepat, dan peralatan modern, awak kapal dapat melakukan navigasi di perairan asing dengan penuh kepastian.

“Rencana penghentian peta raster kami merupakan kemajuan alami yang merupakan bagian dari evolusi navigasi dalam lebih dari 20 tahun ini,” jelas van Westendorp. “Metode paling mutakhir zaman dulu kini diterapkan secara umum di zaman sekarang, dan orang-orang tidak dapat membayangkan dapat melakukannya dengan cara lama.”

Kita tidak mungkin menolak sesuatu yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah.

“Sebagai mantan awak kapal yang menggunakan peta kertas, saya memperhatikan transisi ini,” ungkap van Westendorp. “Awak kapal sekarang dapat dengan mudah beradaptasi dengan metode elektronik. Oleh karenanya, saya tidak akan menghambat awak kapal junior saya dalam kemajuan ini. Seiring waktu, perangkat elektronik akan menjadi instrumen utama dalam proses perencanaan dan navigasi.”

Melakukan Pembaruan Peta dari Rumah

Langkah untuk memodernisasi alur kerja dengan pendekatan GIS telah membantu Office of Coast Survey untuk menyikapi kebijakan ‘di rumah saja’ sebagai upaya menanggulangi COVID-19. Saat pembuat peta bekerja dari rumah, mereka menggunakan perangkat tersebut layaknya mereka bekerja dari kantor, dan memperbarui peta dari jarak jauh untuk meningkatkan keselamatan di laut dan mendorong perdagangan maritim yang efisien.

Dalam paradigma baru ini, menjaga jarak menjadi tantangan yang cukup sulit. Oleh karena itu, kemampuan bekerja di mana pun merupakan keuntungan yang besar yang didapatkan dari transisi NOAA ke GIS. Kemampuan ini juga memungkinkan pengguna di kantor untuk bekerja bersama satu sama lain dalam alur kerja yang saling berhubungan dan telah memudahkan peralihan untuk bekerja dari rumah. Setiap pembuat peta dapat login ke jaringan yang diketahui, dikendalikan dan aman untuk menggunakan data resmi dan proses terbaru persis seperti yang mereka lakukan di kantor.

Artikel ini ditulis oleh Steve Snow dan diterbitkan pertama kali di Blog Esri.

Untuk informasi selengkapnya tentang SIG, transformasi digital, dan teknologi pemetaan terbaru, hubungi salah satu anggota tim kami melalui email atau telepon (021) 2709 9881 – 84.

About the Author