Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bertanggung jawab atas seluruh pasokan listrik di seluruh nusantara.
PLN mengawasi hampir 70.000 jalur transmisi dan lebih dari satu juta km distribusi, melayani lebih dari 100 juta pelanggan. Dengan lebih dari 17.000 pulau di Indonesia, peran PLN untuk memastikan distribusi listrik yang andal, efisien, dan berkelanjutan memberikan tantangan yang unik.
Komitmen PLN terhadap inovasi telah mendorong perusahaan ini untuk memanfaatkan solusi canggih seperti teknologi sistem informasi geografis (SIG) untuk memenuhi beberapa tantangan spesifik.
Tantangan
Bencana alam gempa dan likuifaksi di Palu pada tahun 2018 sangat berdampak pada infrastruktur, termasuk rusaknya aset listrik. PLN menyadari bahwa pemulihan pasokan listrik ke masyarakat yang terkena dampak memakan waktu terlalu lama. Masyarakat tidak mendapat aliran listrik hingga satu bulan bahkan lebih. PLN perlu memperoleh lebih banyak data kerawanan asetnya terhadap potensi bahaya yang bisa terjadi di wilayah mana pun. Indonesia berada di wilayah "Cincin Api", tempat aktivitas vulkanik dan seismik biasa terjadi. Dalam lima tahun terakhir, Indonesia mengalami bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dan tanah longsor. Perubahan iklim kemungkinan besar meningkatkan frekuensi dan durasi beberapa peristiwa alam ini.
Selain tantangan besar tersebut, seperti kebanyakan perusahaan utilitas saat ini, PLN juga menghadapi transisi energi signifikan yang terdiri dari “Tiga D”:
- Dekarbonisasi: penambahan sumber daya terbarukan, infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik, dan perluasan elektrifikasi
- Desentralisasi: penerapan smart grid
- Digitisasi: digitalisasi aset yang agresif, dengan SIG memainkan peran utama
Solusi
PLN menggunakan produk Esri, termasuk ArcGIS Pro, ArcGIS Online, dan ArcGIS Dashboards, untuk mendigitalkan data dan melakukan analisis spasial dan pemetaan cerdas. Perangkat ini telah memberdayakan PLN dalam memastikan perbaikan atau penggantian aset secara akurat di waktu yang tepat dan lokasi yang tepat.
Digitalisasi aset kelistrikan dengan SIG membantu PLN menempatkan peralatan mereka di dekat lokasi yang paling mungkin terjadi bencana alam. Selain itu, mengetahui kondisi aset secara lebih baik mendukung PLN memperoleh wawasan dengan memetakan area berisiko eksternal tinggi dengan aset yang memerlukan pemeliharaan atau perbaikan. Dengan demikian, PLN mampu memprioritaskan upaya ketahanan optimal ketika bencana terjadi.
Dengan menggunakan ArcGIS Online, PLN mengembangkan portal penilaian risiko sebagai layanan data yang menggambarkan cakupan wilayah ancaman bencana, termasuk potensi kerugian fisik dan ekonomi penduduk yang terkena dampak. Portal yang diberi nama InaRISK ini menampilkan potensi kerusakan lingkungan dan terintegrasi dengan lokasi kegiatan pengurangan risiko sebagai alat pemantauan pengurangan risiko bencana. Kuncinya adalah meng-overlay data penilaian risiko pemerintah dari BNPB dengan data kondisi aset.
Hal penting pada solusi ini adalah kesadaran bahwa PLN perlu mengatasi masalah keandalan dan ketahanan. Sistem tersebut harus mampu menyalurkan listrik ke konsumen tanpa gangguan dan mampu bertahan dan pulih dari gangguan.
PLN berfokus pada kerawanan untuk memperbaiki kedua bidang ini dan menghitung kerawanan sistem dengan persamaan VI = HI x ∑RI, dimana:
VI: Indeks Kerawanan: Indeks kerawanan atau kerawanan aset
HI: Indeks Kesehatan: Indeks kesehatan aset dari kondisi internal yang ditentukan melalui inspeksi digital terhadap aset
RI: Jumlah seluruh risiko eksternal yang mungkin terjadi (banjir, gempa bumi, likuifaksi)
Solusi ini melibatkan pemetaan kerawanan, yang memberikan wawasan tentang apa yang harus dikerjakan dan dimana mengoptimalkan keandalan dan ketahanan.
Hasil
Program ini menggambarkan manfaat penggunaan GIS yang dikombinasikan dengan data bencana yang tersedia dari sumber-sumber pemerintah. Dasbor memberi manajemen gambaran lengkap tentang analisis dan sarana pemantauan proses penguatan jaringan. Hal ini juga memberikan gambaran yang jelas mengenai kondisi jaringan listrik terkait bencana alam.
Partner
Esri Indonesia menyediakan dukungan pemodelan data, implementasi, dan konfigurasi di seluruh fase proyek.
Manfaat
PLN dapat menentukan tingkat risiko terhadap aset akibat bencana dan menyiapkan anggaran yang sesuai. Mengukur tingkat kerawanan berguna untuk menentukan prioritas dalam pengelolaan jaringan distribusi dan memudahkan teknisi dalam merencanakan investasi aset. Proses ini berkontribusi pada program transformasi digital untuk transisi energi.
Mengukur dan memetakan kerawanan dalam jaringan menentukan tingkat gangguan atau kegagalan sistem yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. SIG memberikan wawasan melalui hasil analisis, peta, dan dashboard. Dengan wawasan ini, PLN dapat mengambil langkah-langkah preventif atau korektif yang diperlukan untuk mengurangi risiko gangguan atau kegagalan sistem.
Selain itu, jika ada suatu kejadian, PLN dapat terus memantau tingkat kewaspadaan kondisi.
Kini pemadaman listrik berkurang, waktu pemulihan lebih singkat, dan visibilitas situasi menjadi lebih baik saat suatu kejadian terjadi. Dengan menargetkan upaya penguatan yang optimal, PLN menurunkan modal dan biaya operasional melalui pengetahuan akan aspek jaringan yang paling berdampak.
Langkah selanjutnya
Selanjutnya, peluncuran sistem secara menyeluruh sedang direncanakan. Digitalisasi seluruh jaringan menjadi SIG terus berlanjut. PLN sedang menyelidiki cara untuk memajukan integrasi teknologi SIG dengan memanfaatkan citra dan analisis spasial tingkat lanjut, menerapkan ArcGIS Image Server, dan mengintegrasikan SIG dengan sistem TI.
Soffin Hadi, Wakil Presiden Transmisi dan Distribusi 2018 hingga 2021 dan General Manager PLN, menekankan dampak transformasi digital perusahaan utilitas. “Proyek ini mengubah cara kita berpikir tentang kemampuan kita untuk bersikap proaktif dalam perencanaan dan respons terhadap manajemen bencana.”
"SIG memberi PLN sarana untuk menciptakan momen Aha dengan mengintegrasikan data bencana pemerintah dengan informasi aset jaringan, Hal ini merupakan terobosan baru."
Very Fernando, PLN manager