2 MIN READ

Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17,000 pulau yang membentang sepanjang 80,000 km garis pantai, lebih dari 70% wilayah kedaulatan Indonesia adalah perairan.

Jika hal ini dipadukan dengan konsep ‘poros maritim dunia’ yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo – yang dirancang untuk mempertahankan kekuatan identitas Indonesia sebagai negara maritim dan mengubahnya menjadi sentra kelautan global – memahami lautan beserta segala isinya menjadi hal yang sangat penting bagi pembangunan nasional. 

Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) adalah satu-satunya otoritas penyedia sumber data hidrografi nasional yang mendukung strategi pertahanan angkatan laut dan membangun pengetahuan hidro-oseanografi. 

Sejalan dengan tujuan pemerintah – termasuk Poros Maritim Dunia dan Sustainable Blue Economy – dan guna memenuhi permintaan data hidrografi yang terus meningkat, Pushidrosal kemudian mengembangkan Marine Spatial Data Infrastructure (MSDI), yaitu Indonesian Hydrographic Data Center (IHDC).

 

Dengan memanfaatkan kemampuan dan platform geospasial yang dipercaya oleh mayoritas angkatan laut terunggul di dunia, IHDC memberdayakan pengembangan maritim, penelitian, strategi pertahanan, dan mitigasi bencana di negara ini.  

Ini semua adalah bagian dari gerakan transformasi digital yang lebih menyeluruh yang didukung oleh teknologi sistem informasi geografis (SIG). 

Kesadaran spasial merujuk pada bagaimana kita dapat mengetahui lokasi kapal di wilayah perairan Indonesia yang berdaulat atau memberikan informasi historis kenaikan permukaan air laut sebagai masukan bagi para pengambil keputusan. SIG telah menjelma menjadi inti dari sistem informasi dan perangkat manajemen data. 

Pushidrosal IHDC

Dengan pengetahuan lokasi sebagai sesuatu yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi setiap aset, mulai dari kapal hingga topografi bawah air, SIG memberikan konteks pada data maritim — dan menyediakan satu sumber kebenaran untuk mengakses IHDC. 

Selain sentralisasi data maritim, Pushidrosal terus meningkatkan IHDC dengan kemampuan geospasial yang canggih.  

Contohnya, Mobile IHDC yang memanfaatkan aplikasi seluler yang mendukung peta, dan penggunaan perangkat visualisasi 3D yang membuka jalan menuju kembaran digital maritim. Selain itu, penerapan geo-AI juga akan menjadi langkah selanjutnya dalam menetapkan Indonesia ke dalam ekosistem geospasial global. 

Temukan rangkaian lengkap solusi maritim atau hubungi kami untuk konsultasi penerapan teknologi unggul yang mendukung hidrografi. 

About the Author

Buyung Kurniawan
Letkol Laut (P) Buyung Kurniawan, M.T
Kepala Pusat Pengendalian Operasi (Kapusdalops)
Pusat Hidro-Oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal), Jakarta
Ahli survei hidrografi dan pemetaan.

Lightbox: industry subscription