Selasa, 24 Maret 2020 menjadi hari yang tidak akan pernah saya lupakan, meski tidak seperti yang saya harapkan, namun sangat menyenangkan.
Hari itu, saya mempresentasikan karya saya di hadapan dewan juri pada sesi final Esri Young Scholars Award (EYSA) 2020. Beberapa hari sebelumnya, saya membayangkan diri saya berada di antara rekan-rekan di kantor Esri Indonesia dan bertatap muka secara langsung dengan para juri.
Namun, saya harus berada di rumah, memanfaatkan koneksi internet untuk memberikan presentasi secara virtual. Ini merupakan hal terbaik yang bisa saya lakukan, karena kesehatan dan keselamatan setiap orang menjadi prioritas selama pandemi COVID-19.
Karya yang saya ikutsertakan dan presentasikan dalam ajang EYSA bernama Tangkas: sebuah platform yang mengintegrasikan data dan informasi penyandang disabilitas di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Saya terinspirasi untuk mengembangkan proyek ini setelah memikirkan mengapa penyandang disabilitas di Indonesia masih menghadapi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari mereka, terutama dalam hal pelayanan publik.
Proyek ini bermula saat saya istirahat dari rutinitas kuliah saya di Politeknik Statistika STIS. Pada saat itu, saya berjalan-jalan di sekitar kota dan melihat kurangnya fasilitas yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas, seperti jalur khusus untuk akses kursi roda yang lebih mudah atau akses ke informasi lebih lanjut tentang area yang ramah disabilitas. Kurangnya data membuat kita sulit memahami bagaimana kita dapat mengatasi masalah akses disabilitas.
Saya mengembangkan sebuah platform untuk mengintegrasikan data dan informasi yang relevan dari berbagai sumber untuk membantu kita memahami lebih baik akan tantangan yang dihadapi oleh para penyandang disabilitas di kota ini. Melalui platform ini, saya mengimplementasikan analisis spasial, visualisasi peta interaktif, dan pengumpulan data dengan metode crowdsourcing.
Berhubung ini merupakan keterlibatan pertama saya dalam studi tentang disabilitas, pengalaman ini terasa menegangkan sekaligus menggembirakan. Untungnya, Tangkas berhasil dan membawa saya menghadiri Esri User Conference (UC) virtual tahun lalu yang merupakan salah satu keuntungan memenangkan EYSA 2020! Saya berkesempatan untuk bertemu para pemenang dari berbagai negara dan berbagi pengalaman satu sama lain.
Perbedaan latar belakang dan pendidikan kami tercermin dalam keberagaman karya yang kami ajukan, mulai dari isu menanggulangi masalah lingkungan hingga kriminalitas. Kami juga berdiskusi mengenai rencana kami tentang masa depan SIG dan teknologi Esri.
Meskipun pandemi menjadi penghalang bagi kami untuk bertemu secara langsung di San Diego, California, Pendiri dan Presiden Esri Jack Dangermond memberikan nasihat kepada kami selama sesi pleno presentasinya bahwa kita masih saling terhubung melalui pengembangan dan evolusi teknologi yang luar biasa secara berkelanjutan.
Kita tidak bisa menerima begitu saja: Kita juga perlu terus bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik – untuk mengintegrasikan, mengubah, dan memahami. Ini adalah tema berkelanjutan yang saya lihat di seluruh Esri UC, seperti dalam presentasi solusi geospasial, Gallery Map online, dan masih banyak lagi. Sungguh menakjubkan dan menyenangkan mengetahui bahwa ada begitu banyak solusi SIG yang telah dikembangkan untuk membantu kami mengatasi kesulitan selama periode yang tidak terduga.
Walaupun saya menyadari bahwa tidak ada yang bisa menggantikan pengalaman menghadiri pertemuan tersebut secara langsung, namun saya masih mendapatkan begitu banyak hal dari pengalaman yang mengesankan ini. Pengalaman ini membuat saya mengapresiasi pentingnya SIG. Terima kasih banyak untuk kesempatan ini, Esri Indonesia!
Ingin tahu lebih lanjut tentang EYSA dan bagaimana Anda bisa berpartisipasi? Kunjungi halaman resmi kami.