*JAKARTA – Indonesia 4.0 atau revolusi industri 4.0 ditandai dengan adanya sistem cerdas dan otomatisasi yang dijalankan oleh perangkat lunak dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan teknologi berbasis data, lokasi dan AI atau disebut dengan geospatial artificial intelligence (GeoAI) adalah jawaban Industri 4.0.
Hampir semua sektor industri di Indonesia saat ini melakukan transformasi digital, yakni mengalihkan proses alur kerja dari manual (paper based) ke digital dan otomatisasi. Solusi berbasis data, lokasi dan kecerdasan buatan (AI) atau disebut dengan geospatial artificial intelligence (GeoAI) adalah suatu pendekatan pemecahan permasalahan dengan menggunakan sistem informasi geografis yang digabungkan dengan AI, machine learning dan deep learning.
Di era transformasi digital saat ini, pemanfaatan teknologi geospasial, big data, dan AI telah memicu kemajuan dalam analisis geospasial untuk perencanaan pembangunan, penentuan kebijakan, dan pengambilan keputusan.
Diselenggarakan oleh Esri Indonesia, perusahaan penyedia perangkat lunak dan solusi berbasis sistem infomasi geografis terdepan, forum GeoAI Summit 2022 dihadiri lebih dari 350 orang, merupakan forum pertemuan antar pemangku kepentingan seperti regulator, pemerintah, pelaku industri yang tertarik mengimplementasikan teknologi GeoAI di ranahnya masing-masing.
Menurut Country Manager Esri Indonesia Christanto Yanuar, banyak perusahaan yang menawarkan solusi AI sebagai bagian dari transformasi digital, namun menggabungkan kecerdasan lokasi (data, informasi geografis) dengan AI adalah nilai tambah yang ditawarkan Esri Indonesia.
“Di acara GeoAI Summit 2022, dapat dilihat banyak sekali pemanfaatan GeoAI di berbagai industri.” Kemampuan mendeteksi objek, menemukan pola dan membuat prediksi, dapat dilihat dan diakses melalui dashboard kapan saja,di mana saja. Bersama BNPB, Esri Indonesia telah mambangun dashboard penanggulangan bencana, untuk mengidentifikasi koordinat yang terkena dampak paling parah untuk menentukan skala prioritas bantuan, seperti pada gempa di Cianjur baru-baru ini,” ujar Christanto.
Hadir sebagai keynote speaker Dr. Ir Ade komara, dari Badan Informasi Geospasial, yang menekankan pentingnya percepatan penyediaan peta dasar skala besar sebagai infrastruktur utama yang dijadikan dasar atau acuan ketika institusi atau organisasi lain membuat peta-peta tematik sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Dalam presentasinya Ade menegaskan untuk mempercepat penyediaan peta dasar skala detail, terdapat tantangan. Perlu dicari teknologi dan metode yang ekonomis, cepat, dan bagus yang memenuhi persyaratan kualitasnya.
“GeoAI merupakan teknologi yang memenuhi ketiga prasyarat tersebut. Berdasarkan kajian kami, otomasi menggunakan AI dapat menghemat lebih dari 79% waktu proses pengolahan data dibanding pengolahan secara manual,” ujar Ade, Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Badan Informasi Geospasial.
Adapun dari Kementrian PUPR, Nazib Faizal, selaku Kepala Pusdatin menjelaskan, “Pemanfaatan GeoAI digunakan Kementrian kami untuk mempercepat pengambilan keputusan dan sebagai pertimbangan dalam membuat kebijakan, dengan menggunakan parameter-parameter dan data yang cukup banyak, sehingga masyarakat bisa mendapatkan outcome yang maksimal.”
Nazib mencontohkan salah satu implementasi GeoAI dengan memodelkan tren lalu lintas, deteksi plat nomor kendaraan untuk Multi Lane Free Flow dan analisa tren bencana.
“GeoAI adalah masa depan yang harus segera kita implementasikan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan di Pemerintahan,” Nazib menambahkan.
Hal serupa diutarakan juga oleh Prayogi Setyo Pratomo, Kepala Departemen Lalu Lintas dan sekuriti Astra Tol Cipali di dalam sesi pemaparan teknologi GeoAI.
“Dalam upaya meningkatkan pelayanan lalu lintas & keselamatan di jalan tol, penggunaan teknologi GeoAI dan kerangka kerja deep learning dapat membantu proses pengawasan jalan, melihat hambatan dan memberi informasi secara real time ke command center untuk mengerahkan unit respon tanggap darurat ke lokasi secepatnya dan membantu proses pengambilan keputusan dilapangan. Hal itu tidak hanya untuk manajemen lalu lintas, namun juga berpotensi menyelamatkan nyawa karena kecepatan informasi & petugas tiba di lokasi”.
Adapun pembicara tamu lainnya, Tri Haryo Sagoro, Head GIS dari Wilmar International Plantation, berbagi kisah dari perkebunan kelapa sawit Wilmar.
“Dengan teknologi GeoAI, kesehatan tanaman dapat dipantau dan dimitigasi. Selain itu, apabila ada infeksi penyakit, pohon kelapa sawit segera dapat ditangani untuk meminimalisir penyebaran yang akan menimbulkan kerugian lebih banyak.” ujarnya.
“Masih banyak lagi yang mampu dilakukan dengan teknologi GeoAI, seperti perencanaan pemasaran, pemilihan lokasi, optimalisasi harga, pemilihan produk, otomatisasi alur kerja untuk memberikan pelayanan dan pengambilan keputusan bisnis yang cepat dan tepat pada setiap sektor industri” lanjut Christanto sambil menutup acara GeoAI Summit.