3 MIN READ

Dalam meningkatkan kemampuan tanggap bencana dan meminimalisasi risiko bencana, Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS) mengumumkan kemitraan strategis dengan Esri Indonesia, penyedia solusi geospasial terkemuka di Indonesia.

Pada tahun 2020, Indonesia mengalami 29 bencana alam – menjadikannya negara paling rawan bencana alam di dunia.

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana yang paling banyak terjadi pada tahun 2020 adalah bahaya hidrometeorologi atau bencana yang terjadi akibat dari fenomena meteorologi.

Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG), analisis SIG, dan kecerdasan buatan (AI) dalam proses mitigasi bencana dan dalam bidang pencarian dan pertolongan di BASARNAS.

Dengan memungkinkan instansi pemerintahan untuk mengakses informasi yang akurat dan otoritatif kapan saja, dan dari mana saja, teknologi geospasial dapat meningkatkan kolaborasi secara signifikan dan memungkinkan koordinasi upaya tanggap bencana yang lebih efisien.

Menurut Christanto Yanuar, Country Manager Esri Indonesia, kemajuan teknologi dan inovasi disrupsi teknologi – seperti kecerdasan buatan (Artifical Intelligence), Internet untuk Segala (Internet of Things) dan Mahadata (Big Data) - telah menciptakan peluang baru untuk meningkatkan ketahanan bencana dan mengurangi risiko bencana.

Misalnya, algoritma berbasis AI dapat digunakan dalam analisis prediktif untuk membantu memprediksi bencana serta mempercepat waktu pemulihan dan waktu tanggap bencana.

“Ketika setiap detik berharga dan tingkat resiko yang tinggi, badan yang berada di garis terdepan harus membuat keputusan yang didorong oleh data real-time otoritatif yang akurat, sehingga mereka yakin bahwa mereka telah membuat pilihan terbaik walau di bawah tekanan,” ujar Christanto.

“Di sinilah pentingnya kemitraan kami dengan BASARNAS dalam membantu para pemangku kepentingan agar dengan cepat mengintegrasikan, melakukan visualisasi, dan yang terpenting memahami data dari berbagai lembaga selama bencana alam.”

“Dengan menggunakan platform ArcGIS, salah satu industri terkemuka dari Esri, tim BASARNAS dapat dengan cepat memvisualisasikan masyarakat yang terkena dampak dan infrastruktur kritikal yang rusak."

“Kapabilitas ini dapat memfasilitasi para pengambil keputusan dengan kesadaran penuh akan situasi yang dihadapi yang dapat membantu mereka secara efisien memobilisasi sumber daya yang terbatas dan mengoptimalkan rute pasokan kebutuhan bantuan yang mendesak.”

Basarnas News Image

“Di BASARNAS, misi kami adalah memastikan keselamatan dan keamanan penduduk saat terjadi bencana alam. Teknologi SIG akan memperkuat kami dalam merencanakan, membuat keputusan, serta mengelola sumber daya dan fasilitas kami dengan lebih baik pada kondisi bencana alam."

“Hal tersebut juga dalam upaya mengadopsi standar operasional yang ditetapkan oleh International Search and Rescue Advisory Group (INSARAG),” ujar Marsdya  Henri Alfiandi, Kepala BASARNAS."

“Kemitraan strategis dengan Esri Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas kami sebagai lembaga SAR nasional dan memperkuat ketahanan BASARNAS dalam melakukan kegiatan kemanusiaan di Indonesia,” pungkas Alfiandi.

Untuk mendukung pemanfaatan solusi di Basarnas secara maksimal, Esri Indonesia akan melakukan proses dukungan berupa instalasi dan konfigurasi, yang dilanjutkan dengan pelatihan mengenai pemanfaatan sistem sepanjang tahun.

Untuk membantu pemerintah dan masyarakat setempat dalam melakukan tindakan pencegahan terhadap wabah virus di tanah air, melalui Pusat Dukungan Darurat Geopasial atau Emergency Spatial Support Center (ESSC) diluncurkan oleh Esri Indonesia pada tahun 2020 sebagai Geoportal COVID-19.

Badan tersebut sebelumnya telah memberikan upaya tanggap darurat dengan bantuan teknologi geospasial dan keahlian jika terjadi keadaan darurat nasional, termasuk gempa bumi Palu-Donggala, tsunami, erupsi Gunung Agung pada tahun 2017 dan bencana banjir yang melanda Jakarta belum lama ini.

Ketahui lebih jauh tentang aplikasi SIG di manajemen kegawat daruratan dan tanggap bencana.