Jakarta terus berbenah menuju visi Smart City global. Salah satu upaya utamanya adalah pemanfaatan teknologi geospasial untuk mengoptimalkan perencanaan dan desain kota.
Hal ini diungkapkan oleh Sulistyo, Head of Professional Services Esri Indonesia, dalam paparannya di Jakarta Investing Forum (JIF) 2024 yang digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Teknologi Sistem Informasi Geografis (GIS) mampu memvisualisasikan berbagai lapisan data melalui peta digital. Teknologi ini memungkinkan investor, korporasi, hingga pemerintah berdialog dalam konteks yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan,” ujar Sulistyo pada acara tersebut, Jumat (6/9).
Menurutnya, data mengenai properti, akses infrastruktur, hingga demografi penduduk kini dapat dipetakan secara presisi untuk mengungkap tren-tren yang sebelumnya sulit diidentifikasi.
Memanfaatkan teknologi geospasial untuk menganalisis lapisan data properti dan lokasi adalah tema utama JIF 2024. Forum ini bertujuan memperkuat posisi Jakarta sebagai kota pintar global dan pusat perdagangan dunia, seiring dengan peralihan dari pusat pemerintahan. Diskusi tematik ‘Investasi dalam Pembaharuan Kota Jakarta’ berfokus pada pengembangan struktur investasi yang ada serta mengidentifikasi peluang kolaborasi baru.
Sulistyo menekankan pentingnya pemanfaatan analisis prediktif berbasis geospasial. “Dengan data spasial, peta tak lagi sekadar alat visualisasi statis, melainkan perangkat prediktif yang mampu mensimulasikan tantangan dan peluang sukses proyek investasi,” jelasnya.
Esri Indonesia, sebagai penyedia teknologi GIS, berperan besar dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis data. Alat interaktif berbasis GIS memungkinkan perencana kota dan pejabat pemerintah mempelajari data demografi, ekonomi, lalu lintas, dan infrastruktur secara luas maupun spesifik hingga ke tingkat lingkungan.
“Jakarta memerlukan perencanaan matang dalam keterhunian, mobilitas, dan infrastruktur. Dengan GIS, pejabat dan perencana kota dapat mengakses data secara menyeluruh dan mendetail untuk memastikan keputusan yang tepat,” ujar Sulistyo.
Ia menambahkan, solusi geospasial kini telah berkembang menjadi alat strategis dalam pengambilan keputusan.
“Bayangkan Jakarta dengan infrastruktur yang dirancang presisi, alokasi sumber daya yang berbasis nilai, serta dampak pembangunan yang dapat diantisipasi sebelum terjadi. Ini bukan lagi masa depan yang jauh, melainkan realitas yang dapat diwujudkan dengan data geospasial saat ini,” ujarnya lagi.
Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan yang ingin ditujukan ke tim media, silakan hubungi Martin Volz, PR and Media Manager.